I/O = I/O (Input/Output)
hardware -> perangkat keras
device = device
storage device -> device penyimpanan
disk = disk
transmission = transmission
processor -> prosesor
human-interface device = human-interface device
instruction -> instruksi
direct I/O instruction = direct I/O instruction
memory-mapped I/O = memory-mapped I/O
port = port (perangkat keras)
bus = bus (perangkat keras)
daisy chain = daisy chain
shared direct access = shared direct access
controller = controller
host adapter = host adapter
command-ready =command-ready
busy = busy
error = error
host = host
polling = polling
looping = looping
status register -> register status
service = service
CPU processing = CPU processing
Interrupt -> Interupsi
request line = request line
pointer = pointer
interrupt handler/ing = interrupt handler/ing
interrupt controller = interrupt controller
critical state = critical state, efisiensi
interrupt priority level system = interrupt priority level system
interrupt request line = interrupt request line
nonmaskable interrupt = nonmaskable interrupt
maskable interrupt = maskable interrupt
critical instruction sequence = critical instruction sequence
interrupt vector = interrupt vector
interrupt chaining = interrupt chaining
offset = offset
overhead = overhead
exception = exception
page fault = page fault
system call = system call
software interrupt = software interrupt
trap = trap
DMA = Direct Memory Access
command block = command block
transfer destination -> destinasi transfer
address -> alamat (istilah komputer dalam penunjukkan lokasi)
block -> blok
burst mode = burst mode
single burst = single burst
microprocessor -> mikroprosesor
idle = idle
cycle stealing mode = cycle stealing mode
handshaking = handshaking
DMA request = DMA request
DMA acknowledge = DMA acknowledge
memory-address -> alamat memori
cycle stealing = cycle stealing
virtual address -> alamat virtual
physical memory -> memori fisik
performance -> performa
device driver = device driver
memory bus -> bus memori
controller = controller
physical memory = physical memory
application space data = application space data
context switch = alih konteks
device = device
interrupt -> interupsi
smart controller = smart controller
polling = polling
concurrency = concurrency
channel = channel
memory subsystem = memory subsystem
bus = bus
application code = kode aplikasi
bugs = bugs
reboot = reboot
reload = reload
overhead = overhead
internal kernel -> kernel internal
messaging = messaging
threading = threading
locking = locking
debug = debug
crash = crash
block reads = block reads
write = write
workload = workload
secondary storage -> penyimpanan sekunder
magnetic tape = magnetic tape
tape = tape
backup = backup
disk drive = disk drive
logic block -> blok lojik
bytes = bytes
low level formatted = low level formatted
logical block number -> nomor blok lojikal
disk address -> alamat disk
sector -> sektor
hardware = hardware
disk drives = disk drives
bandwith disk = bandwith disk
seek time -> waktu pencarian
disk arm = disk arm
head = head
disk = disk
bandwith = bandwith
bytes = bytes
input = input
output = output
controller = controller
memory address = alamat memori
First-come First-serve = First-com First-serve
shortest-seek-time-first = shortest-seek-time-first
shortest-job-first = shortest-job-first
starvation = starvation
schedulling -> penjadwalan
disk arm = disk arm
Circular-SCAN = Circular-SCAN
variance -> varian
index -> indeks
directory = directory
disk head = disk head
magnetic disk = disk magnetik
slate = slate
low-level formatting = low-level formatting
physical formatting = physical formatting
trailer = trailer
disk controller = disk controller
partition = partition
I/O = I/O
logical block -> blok lojikal
raw I/O = raw I/O
main memory = memori utama
bootstrap = boostrap
boot disk = boot disk
bad blocks = bad blocks
sector slipping = sector slipping
interface = interface
I/O Application -> aplikasi I/O
software layering = software layering
device driver = device driver
layer -> lapisan
disk drive = disk drive
block device = block device
random-access = random-access
stream character -> karakter stream
library = library
network device -> peralatan jaringan
interface socket = interface socket
local socket = local socket
remote socket = remote socket
clock -> jam
timer = timer
trigger = trigger
programmable interval timer = programmable interval timer
scheduler = scheduler
timer request = timer request
hardware timer = hardware timer
blocking (application) = blocking (application)
nonblocking (application) = nonblocking (application)
wait queue = wait queue
run queue = run queue
physical action = physical action
asynchronous = asynchronous
Sumber : http://expolusion.blogspot.com/2010/02/pengertian-iodisk-serta-daftar2-istilah.htm
Minggu, 22 Januari 2012
Istilah - Istilah Penting Di Piranti I/O
Penjelasan Tentang MAR dan MDR
MAR ( Memory Addres Register )
Register ini memiliki output yang terhubung ke bus alamat. Register ini akan menjadi satu-satunya cara untuk CPU untuk berkomunikasi dengan bus. Namun, untuk mencegah alamat memori mendaftar dari pembuangan terus output nya ke bus alamat, kami akan menempatkan 32-bit tri-state buffer antara output dari MAR dan bus alamat. Hal ini memungkinkan perangkat lain (misalnya, I / O device) untuk menggunakan bus alamat, jika perlu. Para MAR dapat memegang dua macam alamat. Entah itu menyimpan alamat instruksi, atau menyimpan alamat data. Tentu saja, sejauh memori yang bersangkutan, alamat adalah alamat. Tidak peduli apa yang disimpan di alamat itu. Namun, dari sudut pandang Anda, sebagai orang yang belajar bagaimana CPU bekerja, ini berguna untuk mengetahui bahwa MAR dapat memegang baik alamat instruksi atau alamat data. Darimana MAR beban alamat nya? Untuk sekarang, kami hanya akan mengatakan bahwa itu berasal dari beberapa bagian lain dari CPU, yang akan kita bahas pada titik kemudian.
MDR ( Memory Data Register )
MDR adalah analog dari MAR, kecuali digunakan dengan data bus, bukan bus alamat. Berbeda dengan MAR, di mana kita baik menempatkan alamat pada bus alamat atau kita tidak (dengan menonaktifkan buffer tri-state antara MAR dan bus alamat), MDR memiliki operasi lebih dari sekedar menempatkan data pada bus data atau tidak menempatkannya. Secara khusus, data dapat berjalan dua arah. Untuk operasi beban, kami berharap untuk membaca data dari bus data ke dalam MDR tersebut. Untuk operasi toko, kami berharap untuk menempatkan data dari MDR ke data bus. Ini berarti bahwa TB dapat (paralel) memuat data dari salah satu dari dua tempat: bus data (untuk operasi beban) dan tempat lain di dalam CPU (untuk operasi toko). Kami ingin menyediakan dua pilihan untuk mana MDR harus mendapatkan data. Apa jenis sirkuit yang seharusnya kami gunakan yang memungkinkan kita untuk memilih dari salah satu dari dua input yang berbeda? Sebuah 2-1 MUX! Secara khusus, 32-bit 2-1 MUX. Demikian pula, data dari MDR baik dapat pergi ke bus data (untuk operasi toko) atau ke beberapa bagian lain dari CPU (untuk operasi beban). Meskipun terlihat seperti kita mungkin perlu demux, kami tidak akan. Kami hanya akan membagi data, dan kedua tempat akan mendapatkan data.
Diagram Sebuah
Ini adalah bagaimana diagram dari CPU terlihat sejauh ini.
Sejauh ini, CPU berisi dua register. MAR di sebelah kiri. MDR di sebelah kanan. Input ke MAR berasal dari beberapa tempat lain di CPU, yang akan kita bahas nanti. Output dari MAR dihubungkan ke bus alamat menggunakan 32-bit tri-state buffer. Masukan ke MDR berasal dari salah satu dari dua tempat. Entah itu berasal dari beberapa tempat lain di CPU (untuk operasi toko) atau berasal dari bus data (untuk operasi beban). Sebuah MUX digunakan untuk memilih mana masukan MDR harus beban dari. Output dari MDR yang dihubungkan ke bus data menggunakan 32-bit tri-state buffer. Hal ini juga diarahkan ke beberapa tempat lain di CPU, yang mungkin menggunakan data dalam MDR setelah itu telah diambil dari data bus. Diagram mungkin tampak membingungkan, tetapi Anda harus memeriksanya sampai Anda merasa nyaman dengan apa yang terjadi. Aku telah meninggalkan dari gambar memori, yang akan terhubung ke alamat dan bus data, seperti yang ditunjukkan dari satu set catatan sebelumnya (lihat catatan Roadmap awal). Namun, Anda harus mengasumsikan bahwa memori masih ada.
Sinyal kontrol
Kami memiliki dua register, satu MUX, dan dua tri-state buffer. Masing-masing perangkat memiliki input kontrol yang memberitahu apa yang harus dilakukan. Masing-masing dari mereka memiliki surat yang ditulis di sampingnya. Mari kita daftar mereka.
A Ini adalah kontrol untuk 32-bit 2-1 MUX untuk MDR tersebut. Entah MDR bisa mendapatkan input dari bus data atau dari beberapa bagian lain dari CPU akan ditentukan di kemudian hari.
B Ini adalah kontrol ke Maret Anda juga dapat memuat atau memegang.
C Ini adalah kontrol untuk MDR tersebut. Anda juga dapat memuat atau memegang.
D Ini adalah kontrol ke buffer tri-state dari MAR ke bus alamat. Kontrol dapat berada di (memungkinkan bit untuk mengalir melalui) atau nonaktifkan (memungkinkan tidak untuk mengalir melalui).
E Ini adalah kontrol ke buffer tri-negara dari MDR ke data bus. Kontrol dapat berada di (memungkinkan bit untuk mengalir melalui) atau nonaktifkan (memungkinkan tidak untuk mengalir melalui).
Sinyal kontrol akan segera menjadi sangat penting karena mereka akan memungkinkan digunakan untuk mengontrol ketika CPU melakukan apa. Secara khusus, kita akhirnya akan berbicara tentang desain dari unit kontrol, yang akan mengatur peristiwa di CPU. Kita akan mengklasifikasikan sinyal kontrol ke dalam dua jenis:
Operasi pada register (yaitu, beban paralel dan tahan)
Operasi pada perangkat logika kombinasional (misalnya, MUXes,. Tri-state buffer)
Perbedaan terbesar antara kedua jenis sinyal adalah bahwa satu adalah berdasarkan jam (yaitu, perangkat sekuensial seperti register) dan yang lainnya tidak (yaitu, perangkat logika kombinasional). Meskipun kedua adalah tidak didasarkan pada sebuah jam, seluruh CPU berjalan menggunakan jam, dan sebagainya, secara tidak langsung, jam ini penting ketika datang untuk berurusan dengan perangkat logika kombinasional. Kita akan membahas masalah ini dalam satu set catatan masa depan.
Tersembunyi register
Para MAR dan MDR dianggap "register tersembunyi". Ini adalah register yang tidak digunakan secara langsung oleh programmer bahasa assembly. Mereka digunakan untuk mengimplementasikan instruksi, namun. Pikirkan mereka seperti variabel lokal untuk fungsi. Sebagai contoh, Anda mungkin telah ditugaskan untuk menulis fungsi yang mengambil dua parameter dan mengembalikan beberapa nilai. Untuk menghitung nilai kembali, Anda mungkin perlu untuk mendeklarasikan beberapa variabel lokal. Siapa pun yang menggunakan fungsi tidak harus menyadari variabel lokal, dan bahwa mereka digunakan untuk membantu dengan fungsi. Demikian pula, pengguna tidak perlu menyadari MAR dan MDR tersebut. Seiring waktu, kita dapat memutuskan itu tidak perlu memiliki MAR atau MDR tersebut. Karena mereka tersembunyi, seharusnya tidak mempengaruhi jalannya program bahasa assembly, karena mereka tidak menggunakan register. Untuk lebih jelas mari melhat video animasi dibawah ini : http://www.youtube.com/watch?v=AejsHI6eue8&feature=g-upl&context=G24f91bcAUAAAAAAAAAA
Register ini memiliki output yang terhubung ke bus alamat. Register ini akan menjadi satu-satunya cara untuk CPU untuk berkomunikasi dengan bus. Namun, untuk mencegah alamat memori mendaftar dari pembuangan terus output nya ke bus alamat, kami akan menempatkan 32-bit tri-state buffer antara output dari MAR dan bus alamat. Hal ini memungkinkan perangkat lain (misalnya, I / O device) untuk menggunakan bus alamat, jika perlu. Para MAR dapat memegang dua macam alamat. Entah itu menyimpan alamat instruksi, atau menyimpan alamat data. Tentu saja, sejauh memori yang bersangkutan, alamat adalah alamat. Tidak peduli apa yang disimpan di alamat itu. Namun, dari sudut pandang Anda, sebagai orang yang belajar bagaimana CPU bekerja, ini berguna untuk mengetahui bahwa MAR dapat memegang baik alamat instruksi atau alamat data. Darimana MAR beban alamat nya? Untuk sekarang, kami hanya akan mengatakan bahwa itu berasal dari beberapa bagian lain dari CPU, yang akan kita bahas pada titik kemudian.
MDR ( Memory Data Register )
MDR adalah analog dari MAR, kecuali digunakan dengan data bus, bukan bus alamat. Berbeda dengan MAR, di mana kita baik menempatkan alamat pada bus alamat atau kita tidak (dengan menonaktifkan buffer tri-state antara MAR dan bus alamat), MDR memiliki operasi lebih dari sekedar menempatkan data pada bus data atau tidak menempatkannya. Secara khusus, data dapat berjalan dua arah. Untuk operasi beban, kami berharap untuk membaca data dari bus data ke dalam MDR tersebut. Untuk operasi toko, kami berharap untuk menempatkan data dari MDR ke data bus. Ini berarti bahwa TB dapat (paralel) memuat data dari salah satu dari dua tempat: bus data (untuk operasi beban) dan tempat lain di dalam CPU (untuk operasi toko). Kami ingin menyediakan dua pilihan untuk mana MDR harus mendapatkan data. Apa jenis sirkuit yang seharusnya kami gunakan yang memungkinkan kita untuk memilih dari salah satu dari dua input yang berbeda? Sebuah 2-1 MUX! Secara khusus, 32-bit 2-1 MUX. Demikian pula, data dari MDR baik dapat pergi ke bus data (untuk operasi toko) atau ke beberapa bagian lain dari CPU (untuk operasi beban). Meskipun terlihat seperti kita mungkin perlu demux, kami tidak akan. Kami hanya akan membagi data, dan kedua tempat akan mendapatkan data.
Diagram Sebuah
Ini adalah bagaimana diagram dari CPU terlihat sejauh ini.
Sejauh ini, CPU berisi dua register. MAR di sebelah kiri. MDR di sebelah kanan. Input ke MAR berasal dari beberapa tempat lain di CPU, yang akan kita bahas nanti. Output dari MAR dihubungkan ke bus alamat menggunakan 32-bit tri-state buffer. Masukan ke MDR berasal dari salah satu dari dua tempat. Entah itu berasal dari beberapa tempat lain di CPU (untuk operasi toko) atau berasal dari bus data (untuk operasi beban). Sebuah MUX digunakan untuk memilih mana masukan MDR harus beban dari. Output dari MDR yang dihubungkan ke bus data menggunakan 32-bit tri-state buffer. Hal ini juga diarahkan ke beberapa tempat lain di CPU, yang mungkin menggunakan data dalam MDR setelah itu telah diambil dari data bus. Diagram mungkin tampak membingungkan, tetapi Anda harus memeriksanya sampai Anda merasa nyaman dengan apa yang terjadi. Aku telah meninggalkan dari gambar memori, yang akan terhubung ke alamat dan bus data, seperti yang ditunjukkan dari satu set catatan sebelumnya (lihat catatan Roadmap awal). Namun, Anda harus mengasumsikan bahwa memori masih ada.
Sinyal kontrol
Kami memiliki dua register, satu MUX, dan dua tri-state buffer. Masing-masing perangkat memiliki input kontrol yang memberitahu apa yang harus dilakukan. Masing-masing dari mereka memiliki surat yang ditulis di sampingnya. Mari kita daftar mereka.
A Ini adalah kontrol untuk 32-bit 2-1 MUX untuk MDR tersebut. Entah MDR bisa mendapatkan input dari bus data atau dari beberapa bagian lain dari CPU akan ditentukan di kemudian hari.
B Ini adalah kontrol ke Maret Anda juga dapat memuat atau memegang.
C Ini adalah kontrol untuk MDR tersebut. Anda juga dapat memuat atau memegang.
D Ini adalah kontrol ke buffer tri-state dari MAR ke bus alamat. Kontrol dapat berada di (memungkinkan bit untuk mengalir melalui) atau nonaktifkan (memungkinkan tidak untuk mengalir melalui).
E Ini adalah kontrol ke buffer tri-negara dari MDR ke data bus. Kontrol dapat berada di (memungkinkan bit untuk mengalir melalui) atau nonaktifkan (memungkinkan tidak untuk mengalir melalui).
Sinyal kontrol akan segera menjadi sangat penting karena mereka akan memungkinkan digunakan untuk mengontrol ketika CPU melakukan apa. Secara khusus, kita akhirnya akan berbicara tentang desain dari unit kontrol, yang akan mengatur peristiwa di CPU. Kita akan mengklasifikasikan sinyal kontrol ke dalam dua jenis:
Operasi pada register (yaitu, beban paralel dan tahan)
Operasi pada perangkat logika kombinasional (misalnya, MUXes,. Tri-state buffer)
Perbedaan terbesar antara kedua jenis sinyal adalah bahwa satu adalah berdasarkan jam (yaitu, perangkat sekuensial seperti register) dan yang lainnya tidak (yaitu, perangkat logika kombinasional). Meskipun kedua adalah tidak didasarkan pada sebuah jam, seluruh CPU berjalan menggunakan jam, dan sebagainya, secara tidak langsung, jam ini penting ketika datang untuk berurusan dengan perangkat logika kombinasional. Kita akan membahas masalah ini dalam satu set catatan masa depan.
Tersembunyi register
Para MAR dan MDR dianggap "register tersembunyi". Ini adalah register yang tidak digunakan secara langsung oleh programmer bahasa assembly. Mereka digunakan untuk mengimplementasikan instruksi, namun. Pikirkan mereka seperti variabel lokal untuk fungsi. Sebagai contoh, Anda mungkin telah ditugaskan untuk menulis fungsi yang mengambil dua parameter dan mengembalikan beberapa nilai. Untuk menghitung nilai kembali, Anda mungkin perlu untuk mendeklarasikan beberapa variabel lokal. Siapa pun yang menggunakan fungsi tidak harus menyadari variabel lokal, dan bahwa mereka digunakan untuk membantu dengan fungsi. Demikian pula, pengguna tidak perlu menyadari MAR dan MDR tersebut. Seiring waktu, kita dapat memutuskan itu tidak perlu memiliki MAR atau MDR tersebut. Karena mereka tersembunyi, seharusnya tidak mempengaruhi jalannya program bahasa assembly, karena mereka tidak menggunakan register. Untuk lebih jelas mari melhat video animasi dibawah ini : http://www.youtube.com/watch?v=AejsHI6eue8&feature=g-upl&context=G24f91bcAUAAAAAAAAAA
Hukum Moore dan Sejarah Perkembangannya
PERCAYAKAH terdapat lebih dari 40 juta transistor pada sebuah prosesor Pentium 4 atau Athlon XP yang Anda pakai? Sebanyak 7,5 juta transistor pada prosesor Pentium II dan hanya 275.000 transistor pada sebuah prosesor Pentium 486 yang terkenal di tahun 1980-an silam. Hal tersebut mungkin jarang diamati, karena transistor sebanyak itu telah dikemas secara rapi dalam bentuk chip silikon yang besarnya hanya beberapa inchi persegi. Namun ada baiknya mengetahui fenomena tersebut agar semakin mengenal barang-barang yang tanpa terasa menjadi konsumsi sehari-hari.
Pemakaian jumlah transistor selalu mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal itu berpengaruh pada ukuran transistor dan kemampuan processor. Bayangkan, jika terdapat 40 juta transistor pada sekeping IC seluas 2 inchi persegi, seberapa besar satu buah transistor? Banyaknya transistor menentukan kemampuan kecepatan processor. Jika Pentium pertama keluaran Intel hanya mampu berkecepatan maksimal 233 MHz, Pentium II dan processor sekelasnya hingga 800 MHz, Pentium III hingga 1,5 GHz, maka Pentium 4 terbaru berkecepatan hingga 3 GHz.
Mengapa kemampuan processor dapat meningkat demikian drastis? Pemakaian jumlah transistor di setiap keping chip processor adalah kuncinya. Dalam chip prosesor Pentium 4 terdapat 54 juta transistor, atau dua kali lipat dari Pentium III yang memiliki 24 juta transistor.
Semakin besar jumlah transistor yang dipakai akan meningkatkan kemampuan melakukan instruksi paralel setiap detik. Jika processor 486 hanya mampu menjalankan 20 MIPS (Million Instruction Per Second), Pentium 4 terbaru mampu menjalankan 1,5 juta MIPS.
Kenyataan ini telah menjadi sebuah fenomena tersendiri sejak penemuan IC (Integrated Circuit) tahun 1958 oleh Jack Kilby di laboratorium Texas Instrument. Di tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan, Robert Noyce memiliki ide serupa di laboratorium Fairchild Semiconductor hingga memperoleh hak paten IC tahun 1961. Oleh karena itu kedua peneliti secara bersamaan dikenal sebagai penemu IC. Sejak saat itulah revolusi transistor dimulai.
**
PENGEMBANGAN IC tidak lepas dari mekanisme kerja transistor yang ditemukan John Bardeen, Walter Houser Brattain, dan William Bradford Shockley tahun 1948 atas hasil penelitiannya di Bell Labs., Amerika Serikat. Transistor yang memanfaatkan bahan semikonduktor (seperti silikon, germanium, dan gallium arsenide) membuat ukuran komponen elektronika jauh lebih kecil dan ringkas. Didukung cara kerja yang tidak berbeda dengan tabung trioda atau vacuum tube yang dipakai sebelumnya, pemakaian jumlah transistor dalam berbagai aplikasi semakin meningkat. Hingga muncul gagasan untuk menjadikan seluruh komponen dalam suatu lembaran silikon (planar). Gagasan inilah yang mendasari ditemukannya IC. IC tidak ubahnya sebuah sirkuit elektronika yang terdiri dari komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor, dan sebagainya. Yang berbeda dari sirkuit elektronika yang lain adalah sirkuit IC dibangun di atas wafer silikon (atau bahan semikonduktor yang lain seperti galium arsenide atau germanium) secara planar (pada lapisan dan blok material tertentu).
Kelebihan bahan semikonduktor adalah memiliki sifat konduktivitas (sifat penghantar listrik) yang dapat berubah melalui proses doping, memasukkan bahan lain ke dalam kristal semikonduktor. Boron dan fosfor biasa dipakai sebagai dopant untuk membentuk muatan positif dan negatif dari kristal silikon yang semula netral/tidak bermuatan.
Kristal silikon yang bermuatan positif disebut tipe p, dan yang negatif disebut tipe n. Perbedaan muatan pada kristal ini digunakan untuk membentuk dioda, gate transistor, resistor, kapasitor, dan komponen yang lain. Kristal yang bermuatan sama dapat digunakan bersama-sama oleh komponen yang berbeda. Dengan metode tersebut sirkuit elektronika dapat dibuat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan sirkuit yang dibangun dengan tabung trioda atau transistor berkaki tiga.
Dengan kelebihan yang dimiliki IC, pemakaian jumlah transistor pada sebuah keping IC terus meningkat dari tahun ke tahun. Gordon Moore, saat masih di Fairchild Semiconductor melakukan observasi dan memprediksikan kecenderungan tersebut melalui tulisannya berjudul Cramming More Components Onto Integrated Circuits (memasukkan sebanyak mungkin komponen pada rangkaian terintegrasi) yang dimuat di majalah Electronics No. 8 Volume 38 pada 19 April 1965.
Dalam tulisannya,
Namun Gordon Moore mempertahankan pendapatnya dan membantah, Hukum Moore tidak lagi relevan dalam penjelasannya di depan International Solid State Circuits Conference (ISSCC) pada 10 Februari 2003 dalam presentasi berjudul No Exponential Forever, But We Can Delay Forever. (Eksponensial Tidak Selamanya, Namun Kami Selalu Dapat Menunda).
**
HUKUM Moore bukan sekadar prediksi dan hasil pengamatan belaka. Saat ini, Hukum Moore telah dijadikan target dan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan industri semikonduktor. Peneliti di industri prosesor berusaha mewujudkan Hukum Moore dalam pengembangan produknya. Produsen alat produksi IC berusaha membuat alat yang dapat mencetak transistor sekecil mungkin. Industri material semikonduktor terus menyempurnakan produk material yang dibutuhkan prosesor, dan aplikasi komputer dan telekomunikasi berkembang pesat seiring dikeluarkannya prosesor yang memiliki kemampuan semakin tinggi. Secara tidak langsung, Hukum Moore menjadi umpan balik (feedback) untuk mengendalikan laju peningkatan jumlah transistor pada keping IC. Hukum Moore telah mengendalikan semua orang untuk bersama-sama mengembangkan prosesor. Terlepas dari alasan-alasan tersebut, pemakaian transistor akan terus meningkat hingga ditemukannya teknologi yang lebih efektif dan efisien yang akan menggeser mekanisme kerja transistor sebagaimana yang dipakai saat ini.
Semakin kecil ukuran sebuah transistor, memungkinkan penggunaan transistor yang semakin berlipat ganda. Bahkan baru-baru ini Bell Labs. telah mengumumkan penemuan single nano tube yang berpeluang menjadi transistor berukuran nanometer dan para peneliti
**
HUKUM Moore merupakan salah satu sumbangan besar Gordon Moore yang dilahirkan pada 3 Januari 1929 dan dibesarkan di Kalifornia, dekat Setahun kemudian dia keluar dari Shockley Semiconductor dan bekerja di Fairchild Semiconductor. Gordon Moore bekerja di Fairchild Semiconductor selama 11 tahun, saat di mana ia menulis sebuah artikel di majalah Electronics tentang masa depan industri semikonduktor.
Gordon Moore bersama dengan Robert Noyce mendirikan Intel Corp. pada tahun 1968 setelah keluar dari Fairchild Semiconductor. Gordon Moore dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia saat ini. Betapa tidak, berdasarkan data riset Mercury Research di akhir tahun 2003, produk prosesor buatan Intel menguasai 83,6 asar processor dunia yang bernilai jutaan dolar AS disusul Advance Micro Device (AMD) 14,9 sementara sisanya dibagi perusahaan lain.
Meskipun Gordon Moore bukanlah penemu transistor atau IC, gagasan yang dilontarkannya mengenai kecenderungan peningkatan pemakaian jumlah transistor pada IC telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan teknologi informasi. Tanpa jasa
Tugas kalian sebagai mahasiswa, untuk membuat review terhadap teori ini. Sertakan juga data mengenai perkembangan uP dari :
- 1996-2001
- 2001-2006
- 2006-2011
Nilai plus juga akan diberikan untuk mahasiswa yang menyisipkan video perkembangan uP dan membuat review yang bukan copy paste.
Silahkan posting URL tugas kalian dibawah komen ini agar dapat terdokumentasi dengan baik. Selamat Berkarya...
Silahkan posting URL tugas kalian dibawah komen ini agar dapat terdokumentasi dengan baik. Selamat Berkarya...
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari Hukum Moore :
- Pemakaian jumlah transistor sangat mempengaruhi kinerja kerja pada Prosesor
- Walau dianggap tidak lagi relevan Secara tidak langsung, Hukum Moore menjadi umpan balik (feedback) untuk mengendalikan laju peningkatan jumlah transistor pada keping IC. Hukum Moore telah mengendalikan semua orang untuk bersama-sama mengembangkan prosesor.
- Semakin kecil ukuran sebuah transistor, memungkinkan penggunaan transistor yang semakin berlipat ganda. Bahkan baru-baru ini Bell Labs. telah mengumumkan penemuan single nano tube yang berpeluang menjadi transistor berukuran nanometer dan para peneliti di Technion , Israel telah mengembangkan transistor berbasis DNA dan single nano tube. Perkembangan ini menjadi pengarah kemajuan nanotechnology di bidang elektronika.
- TEKNOLOGI SEMICONDUKTOR AKAN BERLIPAT DUAKALI KEEFEKTIFITASANNYA SETIAP 18 BULAN (terjemahan )
sekarang kita lihat apa saja yang terus mengikuti Hukum moore :
1. Jumlah transistor
dari Microprosesor INTEL 4004 (2300 Trans.) sampai dengan Pentium IV (42 juta Transistor) terlihat double setiap 2 tahun.
dan diprediksi tahun 2010 akan ada 1 milyar transistor dalam satu chip (mungkin Pentium VI kali ya).
2. Microprocessor
hampir setiap 1,96 tahun keluar microprocessor baru dengan jumlah Transistor 2X lipat.
3. Besarnya Ukuran Die/Chip/Dice
tumbuh 7%/tahun atau 14% per dua tahun (2X lipat setiap 10 tahun)
ini memang agak tidak mengikuti Hukum moore
4. frequensi Clock
dari 4004 (800 kHz) s/d Pentium IV (2.8 GHz), terlihat double setiap 2 tahun (sayang grafiknya gak bisa tak tampilin, tapi bisa dilihat di website Intel)
5. Disipasi Daya
Trend-nya ikut naik seiring perkembangan mikroprosesor, dan ini akan menjadi Major Problem dalam IC Design. karena s/d Pentium IV, power density sudah mencapai 10W/cm2, kalau melihat grafiknya, diperkirakan bisa naik sampai dengan 50W/cm2 (Hot Plate), atau diatas 100W/cm2 (Nuclear Reactor) atau malah 1000W/cm2 (rocket nozzle) pada 2010 keatas.
6. DRAM
berkembang dari tahun 1980 (84 Kbit)/sebesar halaman. kemudian sebesar Buku (lbkr 7000 Kbit), hingga sebesar ensiklopedia, lbkr. 1 jt Kbit/1024MByte (2 jam Audio CD)/30 Sec. HDTV di tahun 2002 sampai diperkirakan dengan melihat grafiknya, bisa sampai sebesar Human memory/human DNA yaitu 64juta KBit (berapa MB?) di thn 2010.
DRAM berkembang 4X lipat setiap 3 Tahun.
7. Cell Phone
dari 48Million (1996)-86M (1997)-162M(1998)-260M (1999) sampai 435M (2000)...atau naik 2X tiap 1 thn
sampai kapan hukum moore akan terus berlaku...
keuntungan dari semua diatas;
1. teknologi menyusut 0.7/generasi
2. tiap generasi dapat mengintegrasikan 2X lebih banyak fungsi per chip sehingga biaya tidak naik
3. Cost of function decrease by 2X
TETAPI
Bagaimana merancang CHIP dengan makin banyak fungsi sementara Engineer Elektronika tidak naik 2X lipat setiap 2 tahun???
bisa kita lihat dari data INTEL
1997 untuk merancang uP (400MHz/13juta Transistor) membutuhkan 210 IC design Engineer.
1997 untuk merancang uP (500MHz/20juta Transistor) membutuhkan 270 IC design Engineer
1999 untuk merancang uP (600MHz/32juta Transistor) membutuhkan 360 IC design Engineer
2002 untuk merancang uP (800MHz/130juta Transistor) membutuhkan 800 IC design Engineer
- Pengembangan prosesor semakin meningkat dari tahun ketahun berikut grafiknya:
Kamis, 03 Maret 2011
Minggu, 27 Februari 2011
SAKIT DAN MUSIBAH ADALAH PENGHAPUS DOSA BAGI SEORANG MUSLIM
SAKIT DAN MUSIBAH ADALAH PENGHAPUS DOSA BAGI SEORANG MUSLIM
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kesehatan adalah sebagian di antara nikmat Allah yang banyak dilupakan oleh manusia. Benarlah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ada dua nikmat yang sering kali memperdaya kebanyakan manusia, yaitu nikmat Kese...hatan dan nikmat Kelapangan waktu” (HR. Bukhari).
Dan tidaklah seseorang merasakan arti penting nikmat sehat kecuali setelah jatuh sakit. Kesehatan adalah nikmat yang sangat agung dari Allah Ta’ala di antara sekian banyak nikmat. Dan kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah bersyukur kepada-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al Baqarah [2]: 152)
Ketahuilah wahai saudaraku -(semoga Allah merahmati kita semua)- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama hidupnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Sakit dan musibah yang menimpa seorang mukmin mengandung hikmah yang merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).
Dari Abdullah r.a katanya : “ aku datang mengunjungi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau sakit, lalu kusentuh baginda seraya berkata “ ya, Rasulullah ! demammu bertambah parah.” Jawab baginda “ memang demamku sama dengan dua orang kamu.” Kataku pula, “ semoga anda mendapat pahala berganda pula.” Jawab baginda : “ semoga!” kemudian sabda baginda pula : “ tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah taala dosa-dosanya seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
Huraian dari hadis di atas ialah segala bencana , penyakit,kesusahan atau kerungsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi kaffarah( penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.
Anas r.a berkata, Rasulullah bersabda “ bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian, dan bahawa Allah apabila mengasihi sesuatu kaum diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu , maka dia akan mendapat kemurkaan daripada Allah.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam menyikapi sakit dan musibah tersebut, berikut ini ada beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan seorang muslim :
1]. Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid [57]: 22).
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghaabun [64]: 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
2]. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678).
Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda: ”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian dalam sesuatu yang diharamkan-Nya” (HR. Bukhari). "Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shahih’, Fathul Baari : X/78-79).
Dan tentunya kita harus berobat sebagaimana yang di syari'atkan Islam adanya.
"Wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat ?", beliau menjawab, "Ya berobatlah kalian, sebab Allah tidak meletakkan suatu penyakit kecuali Dia (juga) meletakkan obat untuknya, selain satu penyakit: penyakit tua." (HR. Ahmad).
3]. Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah.
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan Syurga”. (HR. Ibnu Majah no.1597).
Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Allah ridho memberikan pahala kepadanya dengan Syurga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian Dia berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR. Tirmidzi no.1021)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan Syurga”. (HR. Bukhari).
“Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka Aku akan menggantikan keduanya dengan Syurga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031).
Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’am [6]: 42).
Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
"Katakanlah, "Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku, dan Matiku hanyalah untuk Allah Rabb Semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperlihatkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri." (QS. Al-An'am [6]: 162-163).
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kesehatan adalah sebagian di antara nikmat Allah yang banyak dilupakan oleh manusia. Benarlah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ada dua nikmat yang sering kali memperdaya kebanyakan manusia, yaitu nikmat Kese...hatan dan nikmat Kelapangan waktu” (HR. Bukhari).
Dan tidaklah seseorang merasakan arti penting nikmat sehat kecuali setelah jatuh sakit. Kesehatan adalah nikmat yang sangat agung dari Allah Ta’ala di antara sekian banyak nikmat. Dan kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah bersyukur kepada-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al Baqarah [2]: 152)
Ketahuilah wahai saudaraku -(semoga Allah merahmati kita semua)- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama hidupnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Sakit dan musibah yang menimpa seorang mukmin mengandung hikmah yang merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).
Dari Abdullah r.a katanya : “ aku datang mengunjungi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau sakit, lalu kusentuh baginda seraya berkata “ ya, Rasulullah ! demammu bertambah parah.” Jawab baginda “ memang demamku sama dengan dua orang kamu.” Kataku pula, “ semoga anda mendapat pahala berganda pula.” Jawab baginda : “ semoga!” kemudian sabda baginda pula : “ tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah taala dosa-dosanya seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
Huraian dari hadis di atas ialah segala bencana , penyakit,kesusahan atau kerungsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi kaffarah( penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.
Anas r.a berkata, Rasulullah bersabda “ bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian, dan bahawa Allah apabila mengasihi sesuatu kaum diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu , maka dia akan mendapat kemurkaan daripada Allah.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam menyikapi sakit dan musibah tersebut, berikut ini ada beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan seorang muslim :
1]. Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid [57]: 22).
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghaabun [64]: 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
2]. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678).
Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda: ”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian dalam sesuatu yang diharamkan-Nya” (HR. Bukhari). "Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shahih’, Fathul Baari : X/78-79).
Dan tentunya kita harus berobat sebagaimana yang di syari'atkan Islam adanya.
"Wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat ?", beliau menjawab, "Ya berobatlah kalian, sebab Allah tidak meletakkan suatu penyakit kecuali Dia (juga) meletakkan obat untuknya, selain satu penyakit: penyakit tua." (HR. Ahmad).
3]. Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah.
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan Syurga”. (HR. Ibnu Majah no.1597).
Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Allah ridho memberikan pahala kepadanya dengan Syurga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian Dia berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR. Tirmidzi no.1021)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan Syurga”. (HR. Bukhari).
“Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka Aku akan menggantikan keduanya dengan Syurga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031).
Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’am [6]: 42).
Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
"Katakanlah, "Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku, dan Matiku hanyalah untuk Allah Rabb Semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperlihatkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri." (QS. Al-An'am [6]: 162-163).
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Minggu, 13 Februari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)